Pentingnya pemberdayaan sumber daya manusia, karena
manfaatnya terhadap berbagai sumber-sumber lainnya dan mensinergiskan setiap
proses kegiatan organisasi, maka keberadaannya berperan antara lain (Sedarmayanti, 2007:289):
1. Sebagai alat manajemen dalam rangka memberdayakan berbagai sumber untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sebagai pembaharu manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi.
3. Sebagai inisiator terhadap organisasi dalam rangka memanfaatkan peluang
guna meningkatkan dan mengembangkan organisasi.
4. Sebagai mediator terhadap pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi.
5. Sebagai pemikir dalam rangka pengembangan organisasi.
Ginanjar
menyatakan bahwa upaya untuk memberdayakan SDM dapat dilakukan melalui
penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah
pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
Artinya tidak ada SDM yang tanpa daya. Manfaat pemberdayaan adalah membangun
daya itu, dengan mendorong (encourage),
dan membangkitkan kesadaran (awarenessi)
akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. (Priansa & Suwatno, 2011:189)
Suwatno
dan Priansa (2011:189)
mengemukakan pemberdayaan merupakan suatu kegiatan untuk mengelola SDM lebih baik lagi.
Kegiatan pemberdayaasn bisa dilaksanakan dengan pengembangan kompetensi,
wewenang kepercayaan (confidence),
wewenang (authority) dan tanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja
sebagaimana yang diharapkan.
Gaspers
dalam Kadarisman (2012:241)
menyatakan manfaat pemberdayaan bagi para karyawan, yaitu sebagai berikut:
“Manfaat atas pemberdayaan karyawan adalah:
a) pekerjaan mereka merupakan milik mereka; b) mereka bertanggung jawab; c)
mereka mengetahui di mana mereka berada; dan d) mereka memiliki beberapa
kendali atas pekerjaan mereka”.
Pemberdayaan
juga dapat meningkatkan kinerja atau kemampuan sumber daya manusia. Kalau pada
masa lalu peningkatan kemampuan sumber daya manusia dilakukan dengan melakukan
pelatihan dan pengembangan yang bersifat top-down
sehingga kurang mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi SDM, maka kali ini
untuk meningkatkan kemampuan SDM dilakukan dengan menggunakan sebuah pendekatan
baru yang bersifat bottom-up (yaitu
dengan cara pemberdayaan).
Pendekatan
bottom-up itu berarti anggota tim diundang untuk berpartisipasi
dalam setiap langkah dari proses manajemen. Pengambilan keputusan dilakukan
oleh seluruh tim. Pendekatan bottom-up
memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan tujuan dan nilai. Kemudian anggota
tim didorong untuk mengembangkan pribadi untuk mencapai tujuan. Keuntungan dari
pendekatan ini adalah bahwa hal itu dapat memberdayakan anggota tim untuk
berpikir lebih kreatif. Mereka merasa terlibat dalam pengembangan proyek dan mereka
mengetahui bahwa inisiatif mereka dihargai. (Andrew Filev, 2008).
Manfaat
pemberdayaan bagi individu adalah meningkatkan pelayanan pada pelanggan,
meningkatkan kecakapan-kecakapan penting, memberi kepada staff rasa berprestasi
yang lebih besar, meningkatkan motivasi dan meningkatkan semangat kerja (Stewart, 1998:29-30).
Selain bagi individu, pemberdayaan juga mempunyai
menfaat bagi organisasi. Stewart dalam bukunya Empowering People terjemahan
Agus M Hardjana
(1998:31) menjelaskan
bahwa:
Pemberdayaan juga memberikan manfaat-manfaat besar bagi
organisasi. Salah satu manfaatnya adalah bertambahnya efektivitas organisasi.
Pemberdayaan mendatangkan manfaat itu dengan meniadakan halangan dan hambatan
kerja yang diakibatkan oleh pengendalian ketat akibat pendekatan manajemen
tradisional yang memberikan tekanan terlalu besar pada peraturan dan perintah
otoriter
Menurut Bowen dan Lawler yang dikutip oleh Fandy
Tjiptono (2005:110) ada beberapa manfaat
yang diharapkan dari pemberdayaan karyawan, khususnya karyawan jasa:
1. Dapat memberikan respon langsung terhadap kebutuhan pelanggan secara
lebih cepat selama penyampaian layanan (service
delivery).
2. Dapat memberikan respon langsung terhadap pelanggan yang tidak puas
selama service recovery
3. Karyawan akan memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap pekerjaannya
dan merasa dirinya berarti bagi organisasi.
4. Karyawan bisa berinteraksi dengan pelanggan secara lebih hangat dan
lebih antusias.
5. Karyawan yang diberdayakan dapat menjadi sumber ide pelayanan yang ada.
6. Perusahaan bisa mendapatkan iklan dari mulut ke mulut yang positif dan
retensi pelanggan yang tinggi.
Dari pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa
pemberdayaan sumber daya manusia sangat penting peranannya dalam meningkatkan
pelayanan yang diberikan oleh karyawan kepada pelanggan.