6.Cover
Depan : Ada tulisan MANAJEMEN
Konsep, Prinsip dan Aplikasi Maman Ukas Penerbit Agnini Bandung beserta gambar
situasi rapat dengan sampul berwarna hitam.
7.Cover
Belakang : Ada ringkasan tentang
isi buku.
8.Kelebihan
Buku : Isinya cukup lengkap,
sehingga pembaca tidak perlu lagi mencari referensi lain.
9.Kekurangan
Buku : Konsep penataan tulisan yang
membuat pembaca jenuh dalam membaca buku serta bahasa yang digunakan banyak
yang menggunakan bahasa yang tidak baku dan rancu.
10.Ukuran
Buku : 16cm x 24cm
11.Harga
Buku : Rp 40.000,00
12.Jumlah
Halaman : 416 halaman
13.Tebal
Buku : 440 halaman
14.Ringkasan
Isi Buku :
Dijelaskan bahwa ilmu manajemen
dikemukakan pertama kali oleh Henry R, Towne yang kemudian diakui oleh
Frederick Winslow Taylor dengan diterbitkannya buku yang berjudul “ Principles
of Scientific Management” pada tahun 1911. Adapun pengertian manaajemen adalah
kata benda yang menunjukan sistem dan proses pengelolaan, pelatihan dan
pemimpin dalam organisasi. Dalam menggunakan tugas-tugas menejemn dalam
prakteknya membutuhkan prinsip-prinsip umum manajemen. Menrut Henry Fayol dalam
bukunya “General and Industrial Management” mengemukakan 14 prinsip umum
manajemen, yaitu: pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin,
kesatuan arah, kesatuan perintah, mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan
pribadi, upah pegawai, saentralisasi, rantai berskala, ketertiban, keadilan,
kestabilan masa kerja pegawai, innisiatif dan kesetiaan pada kelompok.
Manajemen yang baik sangat diperlukan oleh seorang manajer. Manajer profesional
bersifat memperbaiki orang lain atau dapat dikatakan bawahannya. Sebagai
tonggak utama dalam proses manajemen seorang manajer profesional harus
mempunyai kemampuan untuk mendapatkan parisipasi dari bawahannya. Manajer yang
berhasil mempunyai sifat sederhana. Ia harus berkemampuan lebih dari yang lain,
sehingga ia dapat memberi petunjuk bagi mereka yang memerlukan. Dengan manager
yang profesional yang didukung oleh manajemen yang baik maka proses manajemen
pun akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan bersamapun akan tercapai.
6.Cover Depan : Ada tulisan DE BURON maria jaclyn
dengan sampul berwarna kuning dan hijau dan gambar seorang laki-laki dan
perempuan.
7.Cover Belakang : Ada tulisan DE BURON dan ulasan
tentang isi ceritanya dengan sampul berwarna putih.
8.Kelebihan Buku : Ceritanya menarik, cocok untuk
kalangan remaja, menjelaskan sosok seseorang dengan mendetail sehingga para
pembaca mampu membayangkan sosok yang dilukiskan oleh si penulis.
9.Kekurangan Buku : Latar tempat kurang bervariasi.
10.Ukuran Buku :
20 cm x 13,5 cm
11.Harga Buku :
Rp 26.500
12.Jumlah Halaman :
248 halaman
13.Tebal Buku :
14.Ringkasan Isi Buku :
Bercerita tentang seorang gadis SMA bernama Kimly. Berawal
dari satu kasus pembunuhan yang melibatkan seorang pembunuh cowok super ganteng
yang kabarnya dimuat di koran-koran dan disiarkan di televisi. Hampir seluruh teman
Kimly sibuk membicarakan si Buronan itu karena kegantengannya, sampai-sampai
pembantunyapun ikut-ikutan.
Sampai pada suatu hari kamarnya kedatangan sesosok pria tak
dikenal dan ternyata pria itu adalah buronan yang sedang hangat dibicarakan.
Buronan itu bernama Raditya, dia meyakinkan Kimly bahwa bukan dia pembunuhnya.
Dia juga meminta Kimly agar dia diizinkan untuk tinggal di rumahnya untuk
bersembunyi. Dengan hati cemas akhirnya Kimly pun mengizinkan buronan itu untuk
tinggal di rumahnya.
Kehidupan Kimly berubah semenjak buronan itu tinggal di
kamarnya, tepatnya di kamar mandinya. Kimly lebih bersifat terbuka dan mau
menceritakan tentang masalah-masalahnya. Suatu hari, buronan itu kepergok oleh
pembantu Kimly ketika dia sedang ada di kamar Kimly. Pembantunya pun langsung
menghubungi polisi yang kebetulan sedang berpatroli, karena tersiar kabar bahwa
buronan itu pernah berkeliaran di komplek perumahan Kimly. Buronan itu pun
ditangkap, tapi Kimly percaya bahwa Raditya bukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Masalahpun datang di keluarga Kimly. Orangtuanya
memberitahunya bahwa mereka kan bercerai. Saat menghadiri persidangan orang
tuanya, Kimly tanpa sengaja melihat persidangan Raditya.
Kabar gembira datang. Orang tuanya tidak jadi bercerai dan
Raditya pun bebas dari tuduhan. Tak terasa muncul rasa cinta diantara Kimly dan
Raditya. Setelah lama mereka berpisah, akhirnya mereka pun dipertemukan
kembali.
Dewasa
ini, seperti yang
kita ketahui bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, di mana seharusnya kita selalu menggunakannya dalam
kegiatan sehari-hari, dalam penggunaannya pun seharusnya menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, bukan merupakan bahasa Indonesia yang telah
terkombinasi dengan bahasa daerah, atau bahasa “gaul”. Namun kenyataan berkata lain, seiring kita
belajar bahasa Indonesia yang benar, di luar sekolah kita berhadapan dengan
media yang mempunyai pengaruh kuat kepada masyarakat dalam berbahasa. Dahulu di
sekitar tahun 1980-an jika kita mendengar radio, menonton TV dan membaca koran
kita menemukan kualitas bahasa yang jauh lebih baik daripada saat ini. Kini
malah sebaliknya, media memasyarakatkan ekspresi slengean, menulis
berita formal dengan gaya slengean juga, bahkan ditambah dengan
penulisan tanda baca yang berantakan. Apabila
penggunaan bahasa Indonesia kian hari terus tergeser oleh bahasa asing atau
bahasa daerah. Akan seperti apakah jadinya bahasa nasional kita? Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mengangkat judul“Menggunakan
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”. Adapun latar belakang kami membuat makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.Merupakan tugas dari dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia.
2.Berkurangnya
penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat
3.Banyaknya pengaruh bahasa asing dalam
berkomunikasi.
4.Banyak pengaruh bahasa daerah dalam
berkomunikasi.
5.Anggapan
negatif dari masyarakat mengenai bahasa Indonesia, yang dikatakan sebagai
bahasa yang sulit.
6.Kurang dipahaminya struktur bahasa yang
baik dan benar.
7.Munculnya bahasa-bahasa gaul yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
8.Kurangnya pengaplikasian bahasa yang
baik dan benar di lingkungan
formal, misalnya sekolah.
9.Banyak
orang yang menganggap bahasa indonesia itu tidak modern.
1.2Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan
Masalah
1.Bagaimanakah
berbahasa indonesia yang baik dan benar?
2.Mengapa
bahasa yang baik dan benar sudah jarang sekali digunakan?
3.Apa
yang menjadi penyebab bahasa indonesia yang baik dan benar jarang digunakan?
4.Bagaimanakah
solusi pemecahan agar bahasa indonesia yang baik dan benar digunakan dalam
berkomunikasi?
Batasan
Masalah
Mengetahui penyebab
mengapa berbahasa indonesia yang baik dan benar sudah jarang digunakan dalam
berkomunikasi dan solusi dalam mengatasi masalah tersebut.
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui bagaimana bahasa
indonesia yang baik dan benar.
2.Untuk mengetahui mengapa bahasa
indonesia yang baik dan benar sudah jarang sekali digunakan.
3.Untuk memberi informasi tentang bahasa
indonesia yang baik dan benar.
4.Untuk menghimbau agar masyarakat
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
1.4Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut
1.Menambah wawasan mengenai bahasa
indonesia yang baik dan benar bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
2.Memberikan kontribusi positif dalam
bidang keilmuan.
3.Memberi himbauan kepada masyarakat agar
menggunakan bahsa indonesia yang baik dan benar
1.5Metode Pengkajian
Metode pengkajian dilakukan dengan cara
1.Mencari informasi melalui internet,
2.Membaca
buku referensi.
BAB II
PEMBAHASAAN
"Kami,
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia",
demikianlah bunyi alinea ketiga sumpah pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. Bunyi alinea ketiga dalam ikrar sumpah
pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah
bahasa Indonesia. Kita sebagai bangsa
Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari.
Bahasa Indonesia
ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Dengan menggunakan
bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah menjunjung tinggi
bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda.
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
2.1.1 Bahasa Indonesia yang baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti
di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan. Dalam
situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan norma
bahasa.
2.1.2 Bahasa
Indonesia yang benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu
meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,
kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara konsisten,
pemakaian bahasa dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-kaidah bahasa kurang
ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar atau tidak baku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa indonesia yang
baik dan benar itu adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya
dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar.
2.2 Fungsi Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki fungsi sebagai berikut:
1.Fungsi
pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan sehingga mampu membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu.
2.Fungsi
penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan
bangsa lain.
3.Fungsi
pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar.
4.Fungsi
sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian
bahasa sehingga memberikan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku dan
layak dipatuhi agar ia tidak mendapat sanksi sosial.
2.3 Penyebab Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar Kurang Diaplikasikan
Saat ini, banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana
bahasa indonesia yang baik dan benar. Banyak orang yang tidak tahu bagaimana
kaidah bahasa dan dimana saja bahasa itu dapat digunakan. Adapun beberapa
penyebab mengapa orang sudah jarang menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar adalah sebagai berikut:
1.Terjadinya Dwibahasa
Bahasa daerah masih menjadi topik utama dalam
komunikasi resmi sehingga rasa cinta terhadap bahasa Indonesia yang baik dan
benar harus terkalahkan oleh bahasa
daerah. Tidak jarang orang menyelipkan bahasa daerahnya dalam situasi formal,
misalnya dalam sebuah presentasi.
2. Terjadinya
Globalisasi
Dengan adanya bahasa inggris sebagai bahasa global menyebabkan banyak orang
menyelipkan bahasa inggris dalam berbahasa. Pemakaian bahasa inggris dalam
berbahasa juga dikarenakan pandangan sosial ekonomi dan bisnis. Penguasaan
bahasa Inggris yang baik menjanjikan kedudukan dan taraf sosial ekonomi yang
jauh lebih baik daripada hanya menguasai bahasa Indonesia. Jika orang
menggunakan bahasa inggris dalam pembicaraannya mereka akan lebih merasa
bangga, karena mereka mampu menguasai bahasa lain, sehingga bahasa indonesia
yang baik dan benar terpinggirkan. Di tempat-tempat umum juga sudah jarang
sekali ditemukan plang yang berbahasa indonesia, hampir semuanya lebih memilih
menggunakan bahasa inggris. Misalnya, open
untuk buka, closed untuk tutup, welcome untuk selamat datang, push untuk dorong dan masih banyak lagi.
3.Munculnya Bahasa Gaul
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja
yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam
penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan
bahasa tidak baik dan benar.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan
oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang
peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Contoh penggunaan bahasa gaul adalah sebagai berikut:
Bahasa Indonesia
Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa
depan
kapan-kapan
Apakah
benar?
Emangnya
bener?
Tidak
Gak
Tidak
Peduli
Emang gue
pikirin!
4. Tidak
memasyarakatnya bahasa indonesia di kalangan anak muda
5.Kurang dipahaminya struktur bahasa yang
baik dan benar
6.Kurangnya pengaplikasian bahasa yang
baik dan benar di lingkunagn formal, misalnya sekolah.
7.Banyak
orang yang menganggap bahasa indonesia itu tidak modern.
2.4Solusi Penggunaan Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar di Kalangan Masyarakat
Ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar bahasa indonesia yang baik dan benar dapat
digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagaia berikut:
1.Menjadikan
lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
Dunia
pendidikan yang syarat pembelajaran dengan media bahasa menjadikan bahasa
sebagai alat komunikasi yang primer. Sejalan dengan hal tersebut, bahasa baku
merupakan simbol dalam dunia pendidikan dan cendekiawan. Penguasaan Bahasa Indonesia
yang maksimal dapat dicapai jika fundasinya diletakkan dengan kokoh di rumah
dan di sekolah mulai TK (Taman Kanak-kanak) sampai PT (Perguruan Tinggi). Jika
penggunaan bahasa yang baik dan benar diterapkan sejak kecil di lingkungan
formal, maka orang-orang akan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam
berkomunikasi.
2.Perlunya
pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan yang benar
Kurangnya
pemahaman terhadap variasi pemakaian bahasa berimbas pada kesalahan penerapan
berbahasa. Secara umum dan nyata perlu adanya kesesuaian antara bahasa yang
dipakai dengan tempat berbahasa. Oleh karena itu pemahaman dalam berbahasa sangat
diperlukan agar orang mengetahui bagaimana berbahasa indonesia yang baik dan
benar.
3.Diperlukan
adanya undang-undang kebahasaan
Masih
teringat pada benak kita beberapa tahun lalu pemerintah mencanangkan
undang-undang tentang penggunaan bahasa Indonesia yang mengharamkan penggunaan
bahasa asing di ruang umum. Hal tersebut menggambarkan kerja pemerintah yang
dinilai masih setengah-setengah terhadap bahasa bangsa sendiri.
Dengan
adanya undang-undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu
menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa negara lain di negeri sendiri.
Sebagai contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa
bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena
Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia
berbicara dengan bahasa informal dan gaul.
4.Peran
variasi bahasa dan penggunaannya
Variasi
bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat
luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya, yaitu
antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi.
a. Variasi
bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan,
bahasa pengantar pendidikan, khotbah, suat menyurat resmi, dan buku pelajaran.
Variasi bahasa tinggi harus dipelajari melalui pendidikan formal di
sekolah-sekolah.
b. Variasi
bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di rumah, di
warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan untuk dirinya sendiri.
Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam masyarakat umum, dan tidak
pernah dalam pendidikan formal.
5.Menjunjung
tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri
Sebenarnya
apabila kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di
negara Republik Indonesia.
Bahasa daerah yang berada dalam
wilayah republik bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan
pengembangan bahasa nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada tingkat
permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran
bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara
sosial politik merupakan bahasa kedua.
Selain
bahasa daerah, bahasa-bahasa lain seperti bahasa Cina, bahasa Inggris, bahasa
Arab, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan bahasa Perancis berkedudukan sebagai
bahasa asing. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa terebut
bertugas sebagai sarana perhubungan antarbangsa, sarana pembantu pengembangan
bahasa Indonesia, dan alat untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern bagi kepentingan pembangunan nasional. Jadi, bahasa-bahasa asing ini
merupakan bahasa ketiga di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Berbahasa
Indonesia yang baik dan benar dewasa ini sudah jarang sekali digunakan di
kalangan masyarakat. Hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya,
terjadinya dwibahasa yaitu pencampuran bahasa antara bahasa Indonesia dengan
bahasa daerah, terjadinya globalisasi yaitu dengan adanya bahasa inggris
sebagai bahasa global, munculnya bahasa gaul dan masih banyak lahi
Ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan
oleh masyarakat dalam berkomunikasi diantaranya, menjadikan lembaga pendidikan
sebagai basis pembinaan bahaasa, perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia
yang baik dan benar, diperlukan adanya undang-undang kebahasaan, peran variasi
bahasa dan penggunaannya dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia di negeri
sendiri.
Jika hal-hal di
atas dapat dilaksanakan, bukan tidak mungkin bahwa bahasa Indonesia yang baik
dan benar akan lebih banyak digunakan di kalangan masyarakat dalam
berkomunikasi.
3.2.
Saran
Setelah
kami membahas mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang sudah jarang digunakan
di masyarakat. Kami memberikan solusi agar bahasa Indonesia tetap digunakan dan
intensitas penggunaannya bertambah yaitu sebagai berikut:
1.Menjadikan
lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
2.Perlunya
pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan yang benar
3.Adanya
Undang-Undang kebahasaaan tentang penggunaan bahasa Indonesia
4.Peran
variasi bahasa dan penggunaannya.
5.Menjunjung
tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri.