TRANSLATE THIS BLOG

Tuesday, November 24, 2009

Resensi Buku Non-Fiksi



Resensi Buku Non Fiksi






1.      Judul Buku                  : Manajemen
2.      Nama Pengarang         : Maman Ukas
3.      Tahun Terbit                : 2006
4.      Nama Penerbit                        : Agnini Bandung
5.      Cetakan                       : Cetakan ke-4
6.      Cover Depan               : Ada tulisan MANAJEMEN Konsep, Prinsip dan Aplikasi Maman Ukas Penerbit Agnini Bandung beserta gambar situasi rapat dengan sampul berwarna hitam.
7.      Cover Belakang          : Ada ringkasan tentang isi buku.
8.      Kelebihan Buku          : Isinya cukup lengkap, sehingga pembaca tidak perlu lagi mencari referensi lain.
9.      Kekurangan Buku       : Konsep penataan tulisan yang membuat pembaca jenuh dalam membaca buku serta bahasa yang digunakan banyak yang menggunakan bahasa yang tidak baku dan rancu.
10.  Ukuran Buku              : 16cm x 24cm
11.  Harga Buku                 : Rp 40.000,00
12.  Jumlah Halaman          : 416 halaman
13.  Tebal Buku                  : 440 halaman
14.  Ringkasan Isi Buku     :
            Dijelaskan bahwa ilmu manajemen dikemukakan pertama kali oleh Henry R, Towne yang kemudian diakui oleh Frederick Winslow Taylor dengan diterbitkannya buku yang berjudul “ Principles of Scientific Management” pada tahun 1911. Adapun pengertian manaajemen adalah kata benda yang menunjukan sistem dan proses pengelolaan, pelatihan dan pemimpin dalam organisasi. Dalam menggunakan tugas-tugas menejemn dalam prakteknya membutuhkan prinsip-prinsip umum manajemen. Menrut Henry Fayol dalam bukunya “General and Industrial Management” mengemukakan 14 prinsip umum manajemen, yaitu: pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan arah, kesatuan perintah, mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, upah pegawai, saentralisasi, rantai berskala, ketertiban, keadilan, kestabilan masa kerja pegawai, innisiatif dan kesetiaan pada kelompok. Manajemen yang baik sangat diperlukan oleh seorang manajer. Manajer profesional bersifat memperbaiki orang lain atau dapat dikatakan bawahannya. Sebagai tonggak utama dalam proses manajemen seorang manajer profesional harus mempunyai kemampuan untuk mendapatkan parisipasi dari bawahannya. Manajer yang berhasil mempunyai sifat sederhana. Ia harus berkemampuan lebih dari yang lain, sehingga ia dapat memberi petunjuk bagi mereka yang memerlukan. Dengan manager yang profesional yang didukung oleh manajemen yang baik maka proses manajemen pun akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan bersamapun akan tercapai.

Resensi Buku Fiksi


Resensi Buku Fiksi
 


1.      Judul Buku                   : De Buron
2.      Nama Pengarang        : Maria Jaclyn
3.      Tahun Terbit               : 2005
4.      Nama Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama
5.      Cetakan                       : Cetakan ke-1
6.      Cover Depan               : Ada tulisan DE BURON maria jaclyn dengan sampul berwarna kuning dan hijau dan gambar seorang laki-laki dan perempuan.
7.      Cover Belakang           : Ada tulisan DE BURON dan ulasan tentang isi ceritanya dengan sampul berwarna putih.
8.      Kelebihan Buku           : Ceritanya menarik, cocok untuk kalangan remaja, menjelaskan sosok seseorang dengan mendetail sehingga para pembaca mampu membayangkan sosok yang dilukiskan oleh si penulis.
9.      Kekurangan Buku        : Latar tempat kurang bervariasi.
10.  Ukuran Buku               : 20 cm x 13,5 cm
11.  Harga Buku                 : Rp 26.500
12.  Jumlah Halaman         : 248 halaman
13.  Tebal Buku                  :
14.  Ringkasan Isi Buku      :
Bercerita tentang seorang gadis SMA bernama Kimly. Berawal dari satu kasus pembunuhan yang melibatkan seorang pembunuh cowok super ganteng yang kabarnya dimuat di koran-koran dan disiarkan di televisi. Hampir seluruh teman Kimly sibuk membicarakan si Buronan itu karena kegantengannya, sampai-sampai pembantunyapun ikut-ikutan.
Sampai pada suatu hari kamarnya kedatangan sesosok pria tak dikenal dan ternyata pria itu adalah buronan yang sedang hangat dibicarakan. Buronan itu bernama Raditya, dia meyakinkan Kimly bahwa bukan dia pembunuhnya. Dia juga meminta Kimly agar dia diizinkan untuk tinggal di rumahnya untuk bersembunyi. Dengan hati cemas akhirnya Kimly pun mengizinkan buronan itu untuk tinggal di rumahnya.
Kehidupan Kimly berubah semenjak buronan itu tinggal di kamarnya, tepatnya di kamar mandinya. Kimly lebih bersifat terbuka dan mau menceritakan tentang masalah-masalahnya. Suatu hari, buronan itu kepergok oleh pembantu Kimly ketika dia sedang ada di kamar Kimly. Pembantunya pun langsung menghubungi polisi yang kebetulan sedang berpatroli, karena tersiar kabar bahwa buronan itu pernah berkeliaran di komplek perumahan Kimly. Buronan itu pun ditangkap, tapi Kimly percaya bahwa Raditya bukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Masalahpun datang di keluarga Kimly. Orangtuanya memberitahunya bahwa mereka kan bercerai. Saat menghadiri persidangan orang tuanya, Kimly tanpa sengaja melihat persidangan Raditya.
Kabar gembira datang. Orang tuanya tidak jadi bercerai dan Raditya pun bebas dari tuduhan. Tak terasa muncul rasa cinta diantara Kimly dan Raditya. Setelah lama mereka berpisah, akhirnya mereka pun dipertemukan kembali.

Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dewasa ini, seperti yang kita ketahui bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, di mana seharusnya kita selalu menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari, dalam penggunaannya pun seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan merupakan bahasa Indonesia yang telah terkombinasi dengan bahasa daerah, atau bahasa “gaul”.  Namun kenyataan berkata lain, seiring kita belajar bahasa Indonesia yang benar, di luar sekolah kita berhadapan dengan media yang mempunyai pengaruh kuat kepada masyarakat dalam berbahasa. Dahulu di sekitar tahun 1980-an jika kita mendengar radio, menonton TV dan membaca koran kita menemukan kualitas bahasa yang jauh lebih baik daripada saat ini. Kini malah sebaliknya, media memasyarakatkan ekspresi slengean, menulis berita formal dengan gaya slengean juga, bahkan ditambah dengan penulisan tanda baca yang berantakan. Apabila penggunaan bahasa Indonesia kian hari terus tergeser oleh bahasa asing atau bahasa daerah. Akan seperti apakah jadinya bahasa nasional kita? Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mengangkat judul “Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”. Adapun latar belakang kami membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Merupakan tugas dari dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.    Berkurangnya penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat
3.    Banyaknya pengaruh bahasa asing dalam berkomunikasi.
4.    Banyak pengaruh bahasa daerah dalam berkomunikasi.
5.    Anggapan negatif dari masyarakat mengenai bahasa Indonesia, yang dikatakan sebagai bahasa yang sulit.
6.    Kurang dipahaminya struktur bahasa yang baik dan benar.
7.    Munculnya bahasa-bahasa gaul yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
8.    Kurangnya pengaplikasian bahasa yang baik dan benar di lingkungan formal, misalnya sekolah.
9.    Banyak orang yang menganggap bahasa indonesia itu tidak modern.

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah berbahasa indonesia yang baik dan benar?
2.    Mengapa bahasa yang baik dan benar sudah jarang sekali digunakan?
3.    Apa yang menjadi penyebab bahasa indonesia yang baik dan benar jarang digunakan?
4.    Bagaimanakah solusi pemecahan agar bahasa indonesia yang baik dan benar digunakan dalam berkomunikasi?
Batasan Masalah
Mengetahui penyebab mengapa berbahasa indonesia yang baik dan benar sudah jarang digunakan dalam berkomunikasi dan solusi dalam mengatasi masalah tersebut.

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui bagaimana bahasa indonesia yang baik dan benar.
2.    Untuk mengetahui mengapa bahasa indonesia yang baik dan benar sudah jarang sekali digunakan.
3.    Untuk memberi informasi tentang bahasa indonesia yang baik dan benar.
4.    Untuk menghimbau agar masyarakat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1.    Menambah wawasan mengenai bahasa indonesia yang baik dan benar bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
2.    Memberikan kontribusi positif dalam bidang keilmuan.
3.    Memberi himbauan kepada masyarakat agar menggunakan bahsa indonesia yang baik dan benar


1.5  Metode Pengkajian
Metode pengkajian dilakukan dengan cara
1.    Mencari informasi melalui internet,
2.    Membaca buku referensi.


BAB II
PEMBAHASAAN
"Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia", demikianlah bunyi alinea ketiga sumpah pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. Bunyi alinea ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai  bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda.
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
2.1.1 Bahasa Indonesia yang baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan. Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan norma bahasa.
2.1.2 Bahasa Indonesia yang benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara konsisten, pemakaian bahasa dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-kaidah bahasa kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar atau tidak baku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa indonesia yang baik dan benar itu adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar.
2.2 Fungsi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan sehingga mampu membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu.
2.      Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain.
3.      Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar.
4.      Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa sehingga memberikan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku dan layak dipatuhi agar ia tidak mendapat sanksi sosial.
2.3 Penyebab Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Kurang Diaplikasikan
Saat ini, banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana bahasa indonesia yang baik dan benar. Banyak orang yang tidak tahu bagaimana kaidah bahasa dan dimana saja bahasa itu dapat digunakan. Adapun beberapa penyebab mengapa orang sudah jarang menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
1.    Terjadinya Dwibahasa
Bahasa daerah masih menjadi topik utama dalam komunikasi resmi sehingga rasa cinta terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar  harus terkalahkan oleh bahasa daerah. Tidak jarang orang menyelipkan bahasa daerahnya dalam situasi formal, misalnya dalam sebuah presentasi.
2.     Terjadinya Globalisasi
Dengan adanya bahasa inggris sebagai bahasa global menyebabkan banyak orang menyelipkan bahasa inggris dalam berbahasa. Pemakaian bahasa inggris dalam berbahasa juga dikarenakan pandangan sosial ekonomi dan bisnis. Penguasaan bahasa Inggris yang baik menjanjikan kedudukan dan taraf sosial ekonomi yang jauh lebih baik daripada hanya menguasai bahasa Indonesia. Jika orang menggunakan bahasa inggris dalam pembicaraannya mereka akan lebih merasa bangga, karena mereka mampu menguasai bahasa lain, sehingga bahasa indonesia yang baik dan benar terpinggirkan. Di tempat-tempat umum juga sudah jarang sekali ditemukan plang yang berbahasa indonesia, hampir semuanya lebih memilih menggunakan bahasa inggris. Misalnya, open untuk buka, closed untuk tutup, welcome untuk selamat datang, push untuk dorong dan masih banyak lagi.
3.    Munculnya Bahasa Gaul
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan benar.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Contoh penggunaan bahasa gaul adalah sebagai berikut:
Bahasa Indonesia
Bahasa Gaul (informal)
Aku, Saya
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
kapan-kapan
Apakah benar?
Emangnya bener?
Tidak
Gak
Tidak Peduli
Emang gue pikirin!
4.     Tidak memasyarakatnya bahasa indonesia di kalangan anak muda
5.    Kurang dipahaminya struktur bahasa yang baik dan benar
6.    Kurangnya pengaplikasian bahasa yang baik dan benar di lingkunagn formal, misalnya sekolah.
7.    Banyak orang yang menganggap bahasa indonesia itu tidak modern.

2.4    Solusi Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Kalangan Masyarakat

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar bahasa indonesia yang baik dan benar dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagaia berikut:
1.    Menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
Dunia pendidikan yang syarat pembelajaran dengan media bahasa menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi yang primer. Sejalan dengan hal tersebut, bahasa baku merupakan simbol dalam dunia pendidikan dan cendekiawan. Penguasaan Bahasa Indonesia yang maksimal dapat dicapai jika fundasinya diletakkan dengan kokoh di rumah dan di sekolah mulai TK (Taman Kanak-kanak) sampai PT (Perguruan Tinggi). Jika penggunaan bahasa yang baik dan benar diterapkan sejak kecil di lingkungan formal, maka orang-orang akan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi.
2.    Perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan yang benar
Kurangnya pemahaman terhadap variasi pemakaian bahasa berimbas pada kesalahan penerapan berbahasa. Secara umum dan nyata perlu adanya kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan tempat berbahasa. Oleh karena itu pemahaman dalam berbahasa sangat diperlukan agar orang mengetahui bagaimana berbahasa indonesia yang baik dan benar.
3.    Diperlukan adanya undang-undang kebahasaan
Masih teringat pada benak kita beberapa tahun lalu pemerintah mencanangkan undang-undang tentang penggunaan bahasa Indonesia yang mengharamkan penggunaan bahasa asing di ruang umum. Hal tersebut menggambarkan kerja pemerintah yang dinilai masih setengah-setengah terhadap bahasa bangsa sendiri.
Dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa negara lain di negeri sendiri. Sebagai contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul.
4.    Peran variasi bahasa dan penggunaannya
Variasi bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya, yaitu antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi.
a. Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, khotbah, suat menyurat resmi, dan buku pelajaran. Variasi bahasa tinggi harus dipelajari melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah.
b. Variasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan untuk dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam masyarakat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.  
5.    Menjunjung tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri
Sebenarnya apabila kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di negara Republik Indonesia.
            Bahasa daerah yang berada dalam wilayah republik bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pengembangan bahasa nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.
Selain bahasa daerah, bahasa-bahasa lain seperti bahasa Cina, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan bahasa Perancis berkedudukan sebagai bahasa asing. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa terebut bertugas sebagai sarana perhubungan antarbangsa, sarana pembantu pengembangan bahasa Indonesia, dan alat untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern bagi kepentingan pembangunan nasional. Jadi, bahasa-bahasa asing ini merupakan bahasa ketiga di dalam wilayah negara Republik Indonesia.



BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dewasa ini sudah jarang sekali digunakan di kalangan masyarakat. Hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya, terjadinya dwibahasa yaitu pencampuran bahasa antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah, terjadinya globalisasi yaitu dengan adanya bahasa inggris sebagai bahasa global, munculnya bahasa gaul dan masih banyak lahi
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi diantaranya, menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahaasa, perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar, diperlukan adanya undang-undang kebahasaan, peran variasi bahasa dan penggunaannya dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri.
Jika hal-hal di atas dapat dilaksanakan, bukan tidak mungkin bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar akan lebih banyak digunakan di kalangan masyarakat dalam berkomunikasi.

3.2. Saran

Setelah kami membahas mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang sudah jarang digunakan di masyarakat. Kami memberikan solusi agar bahasa Indonesia tetap digunakan dan intensitas penggunaannya bertambah yaitu sebagai berikut:
1.    Menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
2.    Perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan yang benar
3.    Adanya Undang-Undang kebahasaaan tentang penggunaan bahasa Indonesia
4.    Peran variasi bahasa dan penggunaannya.
5.    Menjunjung tinggi bahasa Indonesia di negeri sendiri.