Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan
nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua
peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis
komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam
kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling
melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
1. Klasifikasi pesan nonverbal.
Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai
berikut:
Pesan kinetik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh
yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural,
dan pesan postural.
1) Pesan fasial menggunakan air muka untuk
menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat
menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut,
ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan
tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah
sebagai berikut:
a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan
ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang
objek penelitiannya baik atau buruk;
b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau
tak berminat pada orang lain atau lingkungan;
c. Wajah mengkomunikasikan intensitas
keterlibatan dalam situasi situasi;
d. Wajah mengkomunikasikan tingkat
pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali
mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
2) Pesan gestural menunjukkan gerakan
sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai
makna. Mata dikenal sebagai “jendela hati” melalui mata, kita dapat mengenal
atau mengetahui perasaaan-perasann orang lain. Ada gerak mata yang mudah
ditafsirkan, ada pandangan mata penuh makna dari seseorang pada saat berbicara
dengan kita, itu juga merupakan bentuk bahasa mata. Oleh karena itu kepekaan
dan kecakapan kita untuk menangkap gerak mata dapat membantu kita menyesuaikan
pembicaraan dengan orang lain.
3) Pesan postural berkenaan dengan
keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:
a. Immediacy
yaitu ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur
yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian
positif;
b. Power
mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan
postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
c. Responsiveness,
individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan
negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak
responsif.
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya
dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan
kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam
hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body
image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh
dengan pakaian, dan kosmetik.
Pesan paralinguistik adalah jenis komunikasi yang
berkaitan dengan cara bagaimna seseorang mnegucapkan atau menyampaikan pembicaraan
dan sekaligus menunjukkan keadaan emosi dan sikapnya.
Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu
menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan
dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah,
bercanda, dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian)
telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan menandai
wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik
lawan jenis.
2. Fungsi pesan nonverbal.
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan
nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
a. Repetisi, yaitu mengulang kembali
gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan
penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
b. Substitusi, yaitu menggantikan
lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
c. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau
memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi
teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
d. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya
makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan
yang tidak terungkap dengan kata-kata.
e. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan
verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan
verbal sangat signifikan, yaitu:
a. Faktor-faktor
nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol
atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita
lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banya
’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
b. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan
lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
c. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan
maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan
nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
d. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif
yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas
maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai
fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
e. Pesan nonverbal merupakan cara
komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi
waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat
redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu
untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
f. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti
yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk
mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan
menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).
0 comments:
Post a Comment