Surat ini merupakan
surah yang ketujuh yang diterima Nabi Muhammad saw. Ia turun sesudah turunya
surat Al-Fatihah dan sebelum surat al-A’la (sabbihisma). Jumlah ayat-ayatnya 29
ayat yang tergolong ke dalam golongan surat Makiyyah. . Sedangkan didalam
Al-Quran Surat At-Taqwir merupakan surat ke delapan puluh satu (81)
yang terdapat pada JUZ ke 30.
Ayat-ayat
surah ini disepakati turun keseluruhannya sebelum Nabi berhijrah ke Madinah
yakni at-Takwir. Ini terambil dari
kata kuwwirat yang disebut pada ayat
pertamanya.dalam kitab shahih al-bukhari dan
sunnah at tirmidzi, penafsiran kedua
ulama terhadap ayat-ayat surah ini mereka letakan di bawah judul Isurah Idzaa asy-Syamsu Kuwwirat. Memang
tidak ditemukan riwayat dari Nabi Muhammad saw yang menjelaskan nama surat ini.
Dalam Sunnah at-Tirmidzi dan Ahmad melalui sahabat nabi saw, Ibnu Umar ra,
ditemukan bahwa Nabi bersabda:”siapa yang ingin melihat hari Kiamat bagaikan
melihatnya dengan pandangan mata kepala, maka hendaklah dia membaca Idzaa as-Syamsu Kuwwirat, dan Idza as-Samaa Infatharat dan Idza as-Samaa Insyaqqat”
Tujuan
utama surat ini-sebagaimana terbaca dari ayat-ayatnya dan dari sabda Nabi di
atas adalah uraian tentang hari Kiamat dan balasan yang akan diterima
masing-masing orang. Al-Baqaa’I menulis bahwwa tujuan utama surah ini adalah
ancaman keras atas siksa yang bakal terjadi di hari kiamat-hari tibanya makhluk
di tempat tujuan terakhir. Ancaman itu ditujukan kepada siapapun yang
mengingkari kebenaran alquran yang merupakan peringatan dan yang tertulis
dilembaran-lembaran yang dimuliakan, ditinggikan lagi disucikan, di tangan para
penulis, utusan serta duta Allah. Ia disampaikan oleh utusan yang mulia yakni
malaikat Jibril yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di
sisi Allah Pemilik ‘Arasy yang ditaati disana(di dalam malaikat) lagi
dipercaya. Namun At-taqwir (penggulungan matahari) merupakan petunjuk yang
jelas tentang tujuan utama itu, bagi yang memperhatikan kandungan-kandungan
ayatnya yang menjelaskan balasan sekaligus keagungan Alquran.
Surah
ini terdiri dari 2 segmen, yang masing-masing segmen menetapkan hakikat yang
besar dari hakikat-hakikat akidah.
Pertama, hakikat
tentang kiamat dengan segala peristiwa yang menyertainya sebagaimana terdapat pada ayat 1-14.
Kedua, hakikat
tentang wahyu dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, yang tercantum pada
ayat 15-29.
Kesan
umum surah ini mirip sekali dengan gerakan sesuatu yang bersayap, yang lepas
dari ikatannya, lalu membalik segala sesuatu, menghamburkan dan
memporak-porandakan segalanya, menggoncangkan yang tenag dan menakutkan yang
aman, menghapuskan segala kebiasan dan mengganti semua ikatan(ketentuan),
menggoncangkan jiwa manusia dengan goncangan yang keras dan panjang, serta
mencabutnya dari ketenangan dan ketabahannya. Tiba-tiba saja dia mengembuskan
ketakutan yang membinasakan dan menyapu segala sesuatu bagaikan bulu-bulu yang
tidak ada bobot dan keteguhannya sama sekali. Tidak ada tempat berlindung dan
bernaung kecuali di dalam perlindungan Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.
Hanya hakNya sajalah ketenangan dan ketentraman.
Karena
itu, dengan kesan umumnya, surat ini mencabut jiwa manusia dari segala sesuatu
yang menjadikannya tenang dan tentram, untuk berlindung ke bawah lindungan
Allah swt dan mencari keamanan, ketentraman, dan ketenangan di sisiNya.
At-Taqwir
ayat 25
وما هو بقول شيطن رجيم
Wa
maa huwa biqauli syaithaanirrajim
Terjemahan:
“Alquran itu bukanlah perkataan setan yang
terkutuk”
Asbabul
Nuzul
Tidak
ada
Tafsir
Jelas
dikatakan oleh Allah dalam surat At-Taqwir ayat ke 25, bahwa Al-Quran adalah
firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Jadi
tidak mungkin Al-Qur’an adalah perkataan syetan. Karena setan tidak mewahyukan manhaj atau peraturan yang lurus ini.
Alquran
tidak mungkin merupakan ucapan setan, padahal ayat-ayatnya mengutuk setan dan
menjadikannya musuh abadi manusia. Betapa ia merupakan ucapan makhluk terkutuk
yang selalu mengajak kepada keburukan, padahal isinya selalu menganjurkan dan
mendorong kepada kebaikan? Sungguh suatu tuduhan yang tidak masuk akal.
Salah
satu ayat yang mendukung surat At-Taqwir ayat 25 adalah surat Al-Hijr ayat 9.
Adapun bunyinya sebagai berikut:
انانحن
نزلناالدكرواناله لحفظون
“Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan Al-Quran. Sesungguhnya Kami benar-benar memelihara”
Dalam
ayat di atas dijelaskan kembali oleh Allah swt bahwa Al-Quran benar-benar
diturunkan oleh Allah Azza wa jalla dan Allah sangat memelihara Al-Quran
tersebut. Jadi tidak seorang pun atau suatu makhluk yang dapat menggantinya
apalagi membuat salah satu dari ayat Al-Qur’an, tidak terkecuali syetan yang
terkutuk.
Salah
satu hadist yang mendukung surat At-Taqwir ayat 25 adalah
انا الشيطان
يحرىمنابنامجرىالدم
“Sesungguhnya
syetan itu berjalan ke sepanjang urat darah ( nadi ) anak adam.
Sebab-sebab
diturunkannya hadist tersebut ( Asbabul Wurud )
Diriwayatkan
dalam shahih Al Bukhari bahwa Nabi telah didatangi shafiyah binti Huyai. Ketika
dia pulang, rasulullah pergi bersamanya Tiba-tiba lewatlah dua orang laki-laki
dari kaum Anshar. Rasulullah memanggil
keduanya seraya berkata.”ini adalah Shafiyah”. Kedua orang tersebut berkata
(mengagumi kecantikannya): “Subhanallah!”. Kata Rasulullah “syetan itu berjalan
ke sepanjang urat darah (nadi) anak adam”.
Keterangan
Tipu
daya syetan menyelusup ke dalam hati manusia membisikan sesuatu yang
menimbulkan kewas-wasan. Berjalan begitu cepat laksanan jalannya (darah) dari
dalam urat tanpa terasa. Mungkin pula pengertiannya haqiqi sebab Allah berkuasa
menciptakan wujud syetan yang sedemikian halus, sehingga dapat masuk larut ke
dalam darah dan mengalir ke seluruh tubuh untuk menyesatkan manusia. Al Bukhari
menerangkan dalam ta’liq (catatan
pinggir) kitabnya :”Syetan itu berada dalam hati manusia. Jika manusia itu
ingat tuhannya, ia mundur, jika manusia itu lalai ia membisik. Kita berlindung
kepada Allah dari syetan yang terkutuk.”
Manusia
biasa mungkin akan selalu mendapat bisikan dari syetan dalam melakakukan sesuatu
hal yang bururk. Tapi mustahil sekali bagi Rasululluah yang di setiap waktunya
selalu mengingat Allah Sang Maha Pencipta mendapat bisikan dari syetan.
Itu
sekali lagi menegaskan bahwa Al Qur’an bukan merupakan perkataan syetan yang
terkutuk yang dibisikan ke telinga Nabi Muhammad. Al Qur’an merupakan Firman
Allah swt yang disampaikan melalui malaikat Jibril.
0 comments:
Post a Comment