Peran Dosen

Dosen mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam keseluruhan proses pendidikan, terutama dalam pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Sehubungan dengan ini, G. F. Moody (Rochman Natawidjaja, 31: 1988) mengemukakan pendapatnya, bahwa sesungguhnya keberhasilan dari suatu masyarakat yang teratur sangat bergantung kepada dosen. Menurutnya, dosen harus sadar bahwa dia memberikan pengabdian yang paling tinggi kepada masyarakat, dan bahwa profesinya itu harus sama tinggi atau lebih tinggi tingkatannya dengan profesi pengabdi lainnya. Kepribadian dosen memainkan peranan paling penting dalam keberhasilan mengajar yang dilakukannya.

Peranan yang demikian strategis itu akan semakin tampak jika dikaitkan dengan kebijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini, yaitu berkenaan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang diarahkan pada peningkatan mutu lulusan dan hasil pendidikan itu sendiri. Dalam keadaan seperti itu, seyogyanya dosen memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang tugasnya. Sehubungan dengan kualifikasi dan tugas dosen itu, dosen mengemban sekurang-kurangnya tiga tugas pokok sebagai berikut:

-          Tugas profesional

Tugas yang berkenaan dengan profesi. Tugas ini mencakup tugas mendidik, yaitu mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa, dan melatih, yaitu mengembangkan keterampilan mahasiswa, serta mengelola ketertiban kampus/sekolah sebagai penunjang ketahanan kampus.

-          Tugas manusiawi (human responsibility)

Tugasnya sebagai manusia. Dalam hal ini, dosen bertugas mewujudkan dirinya dalam arti merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya, melakukan auto-identifikasi dan auto-pengertian untuk dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan kemanusiaan sesuai dengan martabat manusia.

-          Tugas kemasyarakatat (civic mission)

Tugas dosen sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Dalam hal ini, dosen bertugas membimbing mahasiswa menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah yang terdapat dalam Pancasila. Dalam hal ini dosen berfungsi sebagai perancang masa depan dan penggerak kemajuan.

Ketiga tugas pokok tersebut harus tercermin secara terpadu dalam penampilannya dalam proses belajar-mengajar.dosen bukan sekedar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap metode mengajar, melainkan deosen adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan serta perwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan mahasiswa. Sehubungan dengan ini, H. W. Bernard (Rocman Natawidjaja, 32:1988) menyatakan, nahwa pribadi dosenlah yang menentukan mutu dan arah pertummbuhan mahasiswa. Bernard mengemukakan pula, bahwa banyak penelitian yang menyatakan adanya pengaruh/akibat langsung pribadi dosen terhadap tingkah laku mahasiswanya.

Ada beberapa syarat bagi doesn dalam mengembangkan prilaku mahasiswa:

-          Memiliki mental yang sehat

-          Menguasai cara-cara untuk menghindaari pengaruh negative terhadap mahasiwa, terutama menyingkirkan pengaruh negative dan masa anak-anak yang mungkin ditularkan kepada mahasiswa secara tidak sadar.

-          Memperlakukan mahasiswa sebagai individu yang unik

-          Menhindari ucapan-ucapan yang melukai perasaan serta harga diri mahasiswa

Dari uraian tersebut menunjukan bahwa sebagian besar peran dosen merupakan hubungan antarpribadi. Ini berarti bahwa proses belajar-mengajar bukan semata-mata kegiatan instruksional. Banyak sekali efek pengiring disamping efek instruksional yang terekam oleh mahasiswa waktu terjadi interaksi belajar mengajar.